Oct 15, 2015

Janji Joni

Janji Joni. Mungkin para pembaca udah pada lupa film lawas ini, secara rilisnya sudah10 tahun silam, yakni tahun 2005. Tahun segitu saya masih SMP, dan belum mulai nonton film. Sebenarnya di daerah tempat saya tinggal ada sebuah bioskop, namun karena penampakannya yang creepy dan tak terawat, lama kelamaan bioskop tersebut gulung tikar tepat pas saya lulus SMP. Baru setelah duduk di bangku SMA, saya mulai nonton film, itu pun nontonnya film download-an dan numpang nonton di lap top tetangga, hehe. Satu dekade kemudian, barulah, saya ketemu sama 'Janji Joni' :D Jadi, tulisan ini anggaplah semacam throwback ulasan yang mudah-mudahan ada manfaatnya.

Ada apa dengan 'Janji Joni'? Apa nilai dibalik janjinya itu? Sesungguhnya film ini menceritakan tekad Joni (Nicholas Saputra) sebagai pengantar roll film (day amd date) antar bioskop untuk melaksanakan pekerjaannya sebaik mungkin. Dua tagline selalu diusungnya, tepat waktu dan dapat dipercaya.

Alur cerita dimulai ketika Joni sampai di bioskop pertama dan berpapasan dengan seorang cewek cantik (Mariana Renata) yang di ahir cerita barulah Joni tahu namanya Angelique. Cewek itu tengah diomelin pacarnya, Otto (Surya Saputra) karena terlambat sampai di bioskop sehingga tidak bisa mengantri tiket untuk duduk di bangku tengah. Sikap perfectionist Otto inilah yang dalam beberapa saat ke depan menyebabkan mereka putus hubungan. Kembali ke Joni ya, nampaknya Joni jatuh cinta dengan gadis itu, diceritakannya pada projectionist Pak Ucok (Gito Rollies) tentang cewek itu. Selesai mengantar roll pertama, Joni bergegas ke bioskop kedua, lalu kembali ke yang pertama, dan kedua lagi. Dalam perjalanan menuju bioskop pertama untuk roll bagian terahir, terjadilah insiden yang membuatnya terlibat dalam kesemrawutan konflik. Motor Joni terhenti saat ia hendak menolong seorang kakek menyeberang; namun tiba-tiba motornya dibawa kabur maling, Joni berlari mengejarnya, tapu percuma. Ahirnya ia memutuskan untuk naik taksi. Joni yang sedang diburu waktu meminta supir taksi (Barry Prima) untuk mempercepat laju taksi, sebaliknya taksi berjalan santai, si supir mengajak ngobrol Joni yang menjadi tidak sabar. Di pinggir jalan ternyata ada seorang Ibu muda yang hendak melahirkan, ternyata ia adalah istri si supir. Joni yang hendak kabur dari taksi pun tidak bisa berbuat apa-apa karena kondisi darurat itu, bahkan sesampainya di rumah sakit Joni harus masuk ruang bersalin, yang ahirnya membuatnya pingsan. Saat sadar, Joni langsung berlari kencang menuju bioskop pertama. Joni terus berlari menyusuri jalanan, melewati gang, dan ia kembali terjebak dalam kondisi di mana ia secara tidak sengaja bertanya pada aktor yang sedang syuting sinetron. Tertarik dengan acting natural Joni, sutradara film memintanya untuk ikut main dalam beberapanscene dengan dalih bahwa Joni harus bertanggung jawab atas kesalahannya. Terpaksa Joni menyanggupi. Selesai menjadi figuran, Joni kembali berlari memburu waktunya yang tersisa, tinggal 30 menit lagi. Di gang lain yang dilewati Joni, ia melihat seorang cewek, Voni (Rachel Maryam) sedang dijambret (Fedi Nuril) yang kemudian ia tahu bernama Jeffrey; malangnya, semua itu hanya tipuan belaka, tas Joni yang berisi roll film yang malah dibawa kabur Voni. Waktu Joni semakin sempit, sngkat cerita, tas Joni sudah berpindah tangan ke tangan seorang seniman sinting (Sujiwo Tedjo) yang gemar mengoleksi barang curian. Setelah bertemu dan berdebat panjang, ahirnya Joni mendapatkan kembali tasnya dan langsung bergegas lari ke bioskop. Sementara itu para penonton nampak kecewa karena film harus menunggu, ahirnya mereka bubar. Sampai di bioskop, Joni terduduk lemas mengetahui dirinya telah terlambat, telah gagal memenuhi janjinya. Ia merasa kredibilitasnya rusak seketika. Saat itu Angelique muncul, dihiburnya bahwa Joni sudah melakukan yang terbaik, lagian cuman terlambat beberapa menit saja. Karena penasaran dengan ending ceritanya, Angelique meminta Joni agar projectionist memutarkan rol terahir itu untuknya. Happily ending, ahirnya Joni bisa duduk berdua Angelique, menikmati potongan terahir film.

Film yang berdurasi 85 menit ini nampak renyah dengan perkenalan tokoh utama dan tokoh pendukung yang disajikan secara kreatif. Beberapa aktor kawakan dan aktor muda berbakat semakin membuat film ini masuk daftar wajib tonton. Sebut saja Barry Prima, Gito Rollies, Robi Tumewu, Lukman Sardi, Ria Irawan, Tato Wiyahya, Aming, Tora Sudiro, dll. Pun demikian, film bergenre komedi romantis ini hanya boleh ditonton oleh yang sudah dewasa, sebab ada beberapa scene yang tak pantas ditonton anak-anak. Namun sepertinya sang pembuat cerita ingin menampilkan realita kehidupan di kota. Baiknya disensor, atau dihilangkan sama sekali.

Yang membuat film ini kemudian menarik untuk dibahas adalah bahwa dengan ide cerita yang sederhana, justru pesan yang ingin disampaikan bisa dengan mudah dirasakan oleh penonton. Pembuat film seperti ingin menyadarkan para penonton akan peran orang-orang yang seringkali dianggap remeh karena profesinya. Padahal sejatinya tanpa mereka, kita mungkin saja kita tak bisa menikmati kemudahan dan kenyamanan fasilitas, salah satunya profesi pengantar roll film (day and date). Pembaca diajak untuk ikut merasakan beban tugas mereka untuk mengantarkan roll tepat waktu, apa pun halangannya. Melalui perjuangan Joni yang luar biasa, kita diajak untuk lebih berterima kasih atas usaha mereka bersusah payah mengantarkan film. Di lain sisi, film ini juga hendak menunjukkan paradoks realita sosial yang terjadi di masyarakat tentang perbuatan baik tak selamanya dibalas dengan kebaikan, justru seringkali dibalas dengan keburukan. Masyarakat modern yang semakin rusak lagi apatis dan individualis menjadi sebab musabab kehidupan metropolis yang bengis. Aspek yang saya fikir juga ingin ditonjolkan adalah bahwa 'janji' adalah amanah yang harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

''Postingan ini diikutsertakan dalam Evrinasp Second Giveaway: What Movie are You?”


Gagal

Diikutsertakan, dikarenakan gak keburu daftar padahal sudah berhasil diposting. Tanya kenapa? Habis quota! T_T

No comments: