Mar 6, 2015

[Hijab Syar'i atau Hijab Model?] Your Choice is Your Identity

''Gamis-nya mba, silakan masuk, boleh dilihat-lihat dulu, bergo-nya sekalian. Yang ini lagi model loh mba, mari-mari...''

Seorang penjual pakaian muslim di sebuah ruko pasar tradisional menyapa saya yang sebenarnya cuman numpang lewat saja. Saya hanya bisa tersenyum sambil bilang terima kasih. Lain waktu saya ditawarin aneka ciput (daleman kerudung), mulai dari ciput ninja sampai ciput onta, eh maksudnya ciput punuk onta. Lagi-lagi saya hanya bisa menolak dengan halus, alasan saya daleman kerudung saya belum habis :D

Lewat di depan toko pakaian muslim yang lain tak kalah seru.
''Jilbab gaulnya mba, lagi trend, warna-warni nih mba banyak, ayo silakan masuk..''
Saya pun kembali menolak dengan halus, dalam hati bilang emang situ gak lihat saya gak memiliki ketertarikan dengan jilbab gaul nan funky itu...

Hm, lagi-lagi negeriku terserang fenomena tren hijab. Jangankan di kota-kota besar, di kampung nan jauh dari ibu kota kabupaten pun tren hijab cepat sekali merayap. Di negeri ini apapun trend yang disuguhkan pencetus trend (trendsetter), maka cepat sekali diadopsi tanpa pilih-pilih. Itulah uniknya negeriku :D bahkan menempati negeri muslim dengan mode/fashion berhijab terlengkap di dunia!

But there is a big question in mind, are we proud of it?

Ngomongin hijab model yang banyak dijual di pasaran, maka sejatinya kita lagi ngomongin fashion design ala outfit muslim, yang mulai ramai digagas oleh fashion desainer, sebut saja mba Dian P. cs. Mulai dari bahannya yang macem-macem, dari yang super duper 'nerawang' (transparan), jatoh plek badan, hingga yang ngegantung kekurangan bahan, semua ada dalam satu toko. Gak ketinggalan aksesoris hijabnya, mulai dari yang standar seperti jarum pentul, bros blink-blink, head-band, sampe topi pelengkap. Gak sebatas itu, model/gaya berhijab muslimah pun semakin banyak diciptakan oleh para trendsetter itu, yang menurut saya 'kelewat kreatif' hingga tak memperdulikan batasan-nya lagi. Ada yang dililit ke belakang menyingkap dada, ada yang memanfaatkan lehernya buat jadi tiang lilit, ada yang meniru gaya Mickey-Mouse (berkerudung tapi memperlihatkan telinga), gaya yo-yo (yang membiarkan ujung kerudungnya terjuntai bebas hingga harus berkali-kali menarik ulur, gaya turban, street hijab, dll.

Yang paling parah adalah saat munculnya trend 'jilboobs' di kalangan remaja putri khususnya yang dengan bangga ber-selfie dengan buah dada-nya yang dibusungkan, sengaja menonjolkan yang 'dua' dan tak jarang bh-nya tercetak di outfit ketat mereka. Tahan nafas tuh kaum adam yang menikmatinya.

Kembali ke pertanyaan, apa kita bangga? Kali ini saya ubah pertanyaanya, apa bangganya kita dengan model hijab demikian? Model yang mengatas-namakan kecantikan dan nilai estetika, model yang membuat seorang muslimah merasa masih bisa modis dengan hijabnya. Bukankah itu merusak citra hijab sebagai dress-code seorang muslim? Tak malu-kah kita pada Pembuat aturan berhijab? Pembuat aturan ini bukanlah seorang manusia seperti fashion designer, melainkan Ia yang telah menjagamu siang-malam, yang masih memberimu nafas hingga detik ini. Dialah Allaah, tempat bergantung segala urusan. Bagaimana mungkin manusia membuat tandingan untuk aturan yang telah jelas disebutkan dalam kitab suci? Silakan buka kembali kitab suci Al-Qur'an yang menyuruh para wanita untuk mengulurkan kerudung (khimar) hingga menutup dada (Q.S An-Nuur: 31) dan mengulurkan jilbab ke seluruh tubuh (Q.S Al-Ahzab: 59)

Jelas deh, saya gak bangga dengan maraknya hijab model, hijab funky, hijab gaul, atau apalah namanya itu. Setahu saya sih, hanya ada satu macam hijab untuk muslimah, yakni hijab syar'i.

Kalau kata Ust. Felix, kalau niat berhijab sudah karena Allaah, maka trend tak jadi soalan, yang penting bagaimana agar lebih ta'at dan syar'i.

Hijab syar'i yakni hijab yang menutup seluruh aurat, tidak menjadi perhiasan dan pusat perhatian, tidak tipis, tidak ketat, tidak menyerupai lelaki, tidak menyerupai wanita-wanita kafir, tidak berparfum dan bukan termasuk pakaian syuhrah. Pakaian syuhrah adalah setiap pakaian yang dipakai dengan tujuan untuk meraih popularitas di tengah-tengah orang banyak, baik pakaian tersebut mahal (yang dipakai seseorang untuk berbangga dengan dunia & perhiasannya) maupun pakaian yang bernilai rendah (yang dipakai seseorang untuk menampakkan kezuhudannya dan dengan tujuan riya’). (Imam Asy Syaukani dalam Nailul Athar II/94).

Jelas kan, bagaimana ciri-ciri hijab syar'i yang sesuai syariat sangat berbeda dengan trend hijab model? Tinggal pilih mana, aturan Allaah atau manusia?

So, your choice is your identity! Choose it carefully!

''Artikel ini diikutsertakan dalam ''Hijab Syar'i Story Giveaway''




4 comments:

Santi Dewi said...

skrg memang sdg trend berhjab ya, tapi memang seharusnya kita tetap syar'i dlm berhijab :)

Unknown said...

Betuuul mb Santi :-) mudah2n kita gk termasuk yg ikut arus...

Mari Tertawa said...

semoga istiqomah ya mbak... :))

Unknown said...

Saling mendo'akan insyaAllaah...