Dec 4, 2014

Mind Control

''Lu, kenapa keliatan sewot gitu, Cil?''
''Gw lagi bete, barusan gw ke rumah Ona ngajakin beli bakso di ujung kompleks dia nolak!''
''Gitu doang?''
''Bukan itu kenapa gw sewot. Alasan dia bener-bener diluar nalar gw. Dia nolak ajakan gw yang dia selalu anggap sohib ini hanya gara-gara gak mau ketinggalan nonton sinetron!''
''Wkwkwkwkwk. Gitu doang?''
''Ah, lu tahu kan, kalo gw tu empet banget ama yang namanya sinetron, kayak kagak ada tontonan yang ngasah otak aja gitu. Apalagi sinetron macam Mahabarata cs. Gw udah ingetin buat ati-ati nonton begituan. ''
''Ati-ati kenapa?''
''Dari awal feeling gw udah mpet ama channel yg nayangin pelem2 Bolywood. Sekarang malah menjamur sinetron mitologi hindu. Ngerusak akidah, Cal. Gimana enggak, selain kontennya yang jelas ngerusak, yaitu tentang mitologi dewa-dewa mereka, yang nonton mau gak mau mengiyakan valuenya. Ditambah para aktrisnya yang tampan dn seksi cetar sejagat perpeleman. Masyarakat tuh udah dibutakan ama ketampanan semata, udah mengidolakan mereka ampe-ampe pada beli aksesoris dewa demi kayak mereka. Duuuuh, sinting! Padahal nih, mengidolakan orang sholeh dengan sangat lebay pun bisa merusak akidah, apalagi ini yang diidolakan orang musrik.!
''Kan gak semua yang nonton sadar akan bahaya syirik. Orang yang belum melek agama misal...''
''Okay itu udah jadi tugas pemerintah (seharusnya) dong buat ngelindungi akidah umat, ini malah dibiar2rin. Ke mana tuh gaungnya KPI? Yang lebih parah, nih gw tunjukin status miris dari temen2 bhkan ada yg udh jdi ummahat, masih tuh mereka nonton tayangan murahan gitu. Pake update status pulak. Bikin geli campur geram...''
''Ya ya ya, gw sebagai sahabat lo turut berduka cita atas matinya logika orang-orang gegara Mahabarata. Gw juga sedih, Cil, soalnya emak ama adek cewek gw jg demen banget ama Arjuna. Ya udah, sekarang dinginin kepala lo dulu, gw traktir bakso deh!:-) ''
''Aha!''

Nov 28, 2014

In Between

Saya pernah baca ini di terjemahan buku karangan Harun Yahya, namun maaf saya lupa judulnya apa. Nasihat yang indah.

''Kebanyakan orang merasa senang saat segala sesuatu terjadi sesuai keinginannya. Akan tetapi, orang beriman tidak boleh cenderung kepada perasaan seperti itu. Ia harus bersabar menghadapi peristiwa-peristiwa yang Allaah telah takdirkan untuknya dengan memberikan rasa percayanya kepada Allaah dalam jarak waktu yang tak terbatas. Memahami sepenuhnya bahwa setiap makhluk, hidup maupun tidak, diciptakan dalam kepatuhannya pada takdir''

Qur'an surah Al-Hadid ayat 23,
''Jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikanNya kepadamu''

Jumpa dan Pisah

''Bukankah perpisahan itu adalah suatu kepastian bagi mereka yang pernah saling bertemu? Sebagaimana kehilangan yang juga menjadi karib bagi setiap orang yang memiliki. Kalau begitu mengapa engkau tidak mensyukuri apa yang saat ini menjadi milikmu, yang bersamamu, yang sedang engkau temui, sebelum ahirnya suatu hari nanti, mungkin engkau juga akan kehilangan dia, berpisah dengan dia. Jika bukan dia yang meninggalkanmu, mungkin engkaulah yang meninggalkannya''

(Elegi Cinta Maria : 304)

Oct 23, 2014

Destiny

''Kita harus yakin bahwa semua keteraturan ini ada di bawah kendali Allaah, termasuk predestinasi. Dia Yang Maha Kuasa jauh lebih mengenal kita dibanding diri kita sendiri. Bagaimanapun Sang Pencipta pastilah lebih tahu dari yang dicipta. Karenanya, jangan pernah tidak libatkan Allaah dalam menyikapi setiap masalah, termasuk predestinasi. Agar jangan sampai menyalahkan Sang Pencipta atas takdir yang menurutmu tak berpihak. Koreksi diri. Sudahkan usaha dibarengi do'a?''

Percayalah, selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa yang kita alami atau yang dialami orang lain. Pandai-pandailah bermuhasabah.

#SelfReminder

Sep 30, 2014

Bocor

Kajian sore tadi masih terngiang-ngiang di telinga. Tentang kebocoran. Di mana-mana yang namanya kebocoran pastilah merugikan. Bahkan kebocoran yang ini akan merugikan kita hingga ke hari diperhitungkannya amal kebaikan. Mengerikan!

Lalu apanya yang bocor? Hati kita!
Seringkali kita sebagai umat Islam tidak menyadari bahwa banyaknya simpanan amal ibadah yang kita kumpulkan, hilang begitu saja saat Allaah menghisab kita di hari yang tak ada seorang pun penolong yang akan menyelamatkan kita dari neraka kecuali amal (dan syafa'at). Lalu apa jadinya jika amal yang kita harap-harapkan pertolongannya justru habis tak bersisa karena 'kebocoran hati' selama di dunia? Masihkah kita selamat? Ibarat seseorang yang mengisi bak mandi dengan bersusah payah menimba air dari sumur, namun tak menyadari bahwa bak mandi itu bocor. Pada ahirnya ia akan sedih dan kecewa karena tidak teliti sengan urusan kebocoran ini.

Postingan ini juga sebagai catatan pengingat untuk kita semua, khususnya untuk saya pribadi. Catatan ini murni redaksi saya, mohon ma'af jika ada perbedaan rasa, sebab saya hanya manusia biasa.

Hati Bocor >>> Indikator

>Terkadang kita tidak sadar telah berlaku boros, membelanjakan harta untuk urusan duniawi secara berlebihan, apalagi kalau urusannya untuk gengsi-gengsian. Cukuplah jangan diteruskan, sebab itu yang syetan inginkan.

>Mengungkit-ungkit kebaikan yg pernah diulurkan. Jika saja kita bisa melihat 'amal-meter' yg malaikat tuliskan, jarum amal akan naik secara signifikan saat kita berinfaq diam-diam, namun akan menurun tajam saat kita pamerkan. Jangan sampai kejadian ya, kawan!

>Siapapun mungkin salut dengan kita punya ibadah, namun apa guna jika tak bisa tunaikan amanah?  Termasuk kita lalai dalam membina hubungan baik atas nama ukhuah islamiah... Coba, pikirkanlah!

>Puasa dijalankan, tapi menggunjing tak ditinggalkan!

>Akhwatfillaah, hijabmu sungguh menentramkan, namun parfum-mu tercium menyerbakkan kaum adam!

>Caramu menjamu tamu sungguh mulia, tapi untuk apa jika kau harus menggunjingnya?

>Kita boleh berlomba-lomba memperbanyak kebaikan, tapi hati-hati dengan hati yang menyimpan kedengkian.

SEKIAN

Note: Semoga Allaah azza wa jalla mengampuni segala kekhilafan saya...

@Al-Wasi'i

Sep 29, 2014

Epic


Perkara wisuda sungguh bukan tentang canda bagi para mahasiswa semester lipat ganda.
Apalagi ia yang memasuki gerbang ke-tiga belas dengan muka memelas tanpa amplas.

Ingatkah akan waktu yang terus bergulir tanpa bisa kita menyingkir?

Ingatkah tahun pertama kuliah yang indah?
Tahun kedua yang mendua saja tak lagi bisa?
Berganti tahun ketiga yang membuatmu harus sering terjaga?
Lalu mengapa tahun keempat judul pun tak sempat kau garap?
Tahun kelima dan enam, kesibukan di luar-lah yang membuatmu semakin terbenam...
Ahirnya baru awal tahun ketujuh, yang membuat ego diri meruntuh

Kali ini kita memaksa diri untuk berdiri
Di atas kaki sendiri
Melunasi janji suci pada ilahi Rabbi

Selagi tersisa waktu, bekerja keraslah, ingat kembali perjuanganmu bisa kuliah
Juga ingat peluh ayah mengais rupiah
Agar kita tetap bisa kuliah

Sudahlah, mari berbenah!
Ini bukan tentang kisah putus kuliah,
Hanya sekedar muhasabah :-)
Moga langkah kita dipermudah,

#Aamiin


Aug 1, 2014

Mister Bathil

Ini tentang tuan yang menjadikan perkara bathil, betul.

Mungkinkah akibat matinya hati? Yang melihat kemungkaran di depan mata tak lagi bisa merubahnya, dan mau tak mau menjadikan diri selemah-lemahnya iman. Tak juga dengan tangan atau ucapan nasihat yang sering diabaikan. Mari mendekat, lihatlah lekat-lekat bagaimana butiran peluh bercampur air mata...

Wahai tuan, tak inginkah berbenah? Enggankah menyongsong jannah berjama'ah? Ayolah...

Jika tuan sudah lelah, marilah merapat sebelum terlambat. Sebelum kaki, tangan, dan hatimu dikunci mati di liang lahat. Sebelum malaikat maut menyambutmu dgn laknat. Takutlah akan hari yang demikian hebat..

Tuan, semoga Allaah mengasihimu, dan melimpahkan nur-Nya agar kau tertolak dari nar-Nya.

Aamiin tsumma aamiin

May 23, 2014

Marahlah yang Baik!



Marah?!
Ah! Saya pun masih belum sepenuhnya bisa melawan nafsu itu. Terkadang saat badan sudah begitu lelah, dan anak rewel, tidak bisa dibujuk, bawaannya marah-marah atau teriak-teriak :( Setelah itu baru deh menyesal, beristighfar sebanyak saya mampu. Ah, lemah sekali saya, jangan tergoda bisik syetan lagi dong!

Saya inginnya, dan sedang belajar juga, jika toh harus marah, mudah2an Allaah memudahkan lisan ini untuk tetap berucap yang baik-baik, ketimbang harus marah-marah. Seperti yang dilakukan oleh Ummu Abdurrahman as-Sudais terhadap bocah mungilnya yang sedang 'bandel2nya'. Saat itu, si Ummi sedang menyiapkan hidangan untuk perjamuan yang diadakan oleh suaminya. Ketika tiba-tiba Abdurrahman yang saat itu sedang asyik bermain pasir membawa segenggam pasir dan ditaburkannya ke atas hidangan tersebut. Si Ummi sontak marah dan berucap, "Idzhab ja’alakallahu imaaman lilharamain,” yang artinya “Pergi kamu…! Biar kamu jadi imam di Haramain…!”

Allahu Akbar! Ketika sang bocah beranjak dewasa, Allaah kabulkan do'a Ummi yang luar biasa itu. Seperti kita tahu, saat ini bocah tersebut benar-benar menjadi seorang imam besar Masjidil Haram yang tartil qur'annya banyak didengar oleh kaum muslimin di seluruh dunia. Ya, dialah Syeikh Abdurrahman as-Sudais!

Teringat pula akan hadis Arbain ke-16 yang berbunyi,
"Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah sholallohu ‘alaihi wa sallam : (Ya Rasulullah) nasihatilah saya. Beliau bersabda : Jangan kamu marah. Beliau menanyakan hal itu berkali-kali. Maka beliau bersabda : Jangan engkau marah."
(HR. Bukhori )

Ya Allaah, ampuni hambaMu yang lemah ini, jika selama ini hamba masih sering marah-marah, itu disebabkan oleh kebodohan hamba semata, maka bimbinglah selalu lisan ini agar lantunan istighfar lebih banyak hamba ucap daripada gerutuan amarah. Ya Allaah, jikalau harus marah, mudahkanlah lisan ini untuk berucap hal-hal yang baik, sebab itu adalah do'a yang hamba tak tahu ucapan itu saat Engkau perkenankan do'a seorang Ibu. Aamiin...
"Janganlah kalian mendoakan (keburukan) untuk dirimu sendiri, begitupun untuk anak-anakmu, pembantumu, juga hartamu. Jangan pula mendoakan keburukan yang bisa jadi bertepatan dengan saat dimana Allah mengabulkan doa kalian"
(HR. Abu Dawud) 


Apr 15, 2014

Sombong

Hikmah sore ini. Tentang Al-Kibr atau kesombongan.

Sungguh tidak pantas kita merasa sombong terhadap apa yang Allaah berikan pada kita. Ilmu? Amal? Ya Allaah, aku berlindung padaMu dari sifat kibr tersebut. Ilmuku, tak ada setetespun air di lautan ilmuMu yang Maha Luas. Amalku, tak ada seujung kuku dari amal orang-orang yang Engkau muliakan. Sesungguhnya aku berlepas diri dari hati yang memiliki kibr, ya Rabb...

Mari sama-sama bergandengan tangan, saling mengingatkan jika ada dari tindakanku yang tak sadar ternyata telah terjangkit al-kibr. Tolong sampaikan langsung di depanku, jika kalian melihatku melakukan perbuatan kibr, jangan dibelakangku. Bantulah aku yang sedang berusaha menghilangkan segala keburukan masa laluku. Hanya Allaah lah Yang Maha Tahu betapa berlumuran dosanya aku. Terima kasih banyak :) Kudo'akan agar Allaah menambahkan nikmat-Nya bagi kalian saudaraku, dan semoga Allaah selalu menuntun langkah kaki kalian. Do'akan aku juga... 

-Al-Wasi'i