Oct 17, 2015

Negeri Asap

Siang kemarin udara di sekitar rumah kami berkabut asap. Bukan karena terkena imbas dari Riau, Jambi, atau Palembang, melainkan ada yang membakar limbah kering sisa panen singkong, tepat di samping rumah kami. Pembakaran yang hanya berlangsung beberapa jam itu SAJA mampu membuat nafas saya sesak, lalu bagaimana mereka yang tinggal di daerah darurat asap?

Sudah berbulan-bulan sejak tragedi asap pertama terjadi, namun masih belum ada titik terang, bahkan kondisi semakin darurat. Bayi, anak-anak, dewasa, hingga lansia menjadi korban tragedi asap. Berbagai penyakit pernafasan bermunculan, ISPA, sakit mata, alergi kulit, asma, dll. Pada ahirnya, masalah ini semakin carut marut. Pemerintah super lamban mengatasinya, macam jalannya kura-kura yang memikul sekarung pasir basah, tak banyak membantu. Bagaimana ini, asap makin melebarkan daerah kekuasannya hingga ke luar negeri. Seorang teman yang tinggal di Singapura menyampaikan bahwa udara di sana pun sudah ikut keruh akibat pembakaran ratusan hektar hutan itu. Ah, negeri ini, yang katanya dijuluki paru-paru dunia, nyatanya sedang menderita kanker paru-paru, yang mengasap mengangkasa, yang membunuh dengan sadis.
I'm absolutely sad, very much. Ya Allaah, ampuni dosa-dosa kami, jangan biarkan dosa-dosa ini menganiaya diri kami sendiri, sesungguhnya Engkau Rabb Yang Maha Pengasih.

Pour us with rains, with enough drops to live the Earth, Rabb... T_T

''...Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan kepadamu hujan yang lebat...''
(QS. Nuh : 10-11)

No comments: