Jan 7, 2015

Dari Mumbay untuk Delhi

Masih tentang penyelamatan ekologi ya. Kali ini ada sebuah film stereoskopik animasi 3D yang kerennya kebangetan menurut saya. Film animasi yang berjudul 'Delhi Safari' besutan sutradara Bollywood Nikhil Advani ini pertama tayang tahun 2012 dengan mengusung dua versi bahasa; Hindi dan Inggris. Karena saya cuma nyambung yang berbahasa Inggris, jadi ya ulasan ini saya buat sesuai yang udah saya tonton.

Film ini menggambarkan perjalanan lima ekor hewan liar dari Mumbay ke Delhi dengan cukup heroik demi menuntut keadilan atas dirusaknya rumah mereka menjadi kawasan rekreasi. Kelima karakter utama dalam film animasi berdurasi 92 menit ini adalah Yuvi (anak leopard), Begum (Ibu Yuvi), Alex (Beo yang bisa bahasa manusia), Bajrangi (monyet), dan Bagga (Beruang). Ceritanya bermula dengan scene Yuvi yang terpukul atas tewasnya Sultan, ayah Yuvi. Pagi sebelumnya Sultan sedang mengajari Yuvi bagaimana menjadi leopard yang gagah dan tangguh. Mereka berdua saling kejar, berguling, menggeram, hingga ibu Yuvi, Begum, yang super protektif marah pada Sultan karena ia takut Yuvi akan celaka. Layaknya film Bollywood yang khas dengan drama musical-nya, beberapa scene dalam film ini juga diiringi dengan beberapa soundtrack. Adegan Sultan dan Yuvi merayu Begum pun jadi semakin menarik dengan iringan musik dan lagu. Begitu suasana kembali baik, tiba-tiba terdengar suara serombongan buldozer yang datang mencerabut pepohonan, merusak segala yang ada untuk diratakan dengan tanah, dan membunuh para binatang liar itu. Sultan dan Yuvi lari sekuat mungkin dari kejaran buldozer. Begum yang juga berada di sana berhasil meyelamatkan diri. Sementara Sultan dan Yuvi menjadi incaran buldozer yang kian melaju ganas. Saat situasi terjepit dan Sultan terkepung buldozer, ia lemparkan Yuvi ke arah Begum agar selamat. Sultan sendiri tewas ditembak. Bajrangi, seekor monyet pmberani namun konyol, terbakar amarah hingga ia menyerukan perang pada manusia. Adegan konyol menggelitik dimulai saat tak ada seekor pun hewan yang menyambut seruannya, kecuali dua ekor monyet lainnya. Kesepakatan dibuat bahwa mereka akan bicara langsung pada manusia. Permasalahannya siapa di antara mereka yang bisa bahasa manusia. Seekor Pigeon mengetahui ada seeokor beo, Alex yang bisa bicara bahasa manusia. Atas ide cemerlang Yuvi, mereka menculik Alex yang tinggal dengan majikannya; untuk membujuknya membantu mereka bicara pada manusia. Mereka memutuskan untuk memulai perjalanan menuju Delhi, ibukota India, dan bicara pada pemegang kuasa, parlemen agar mendengarkan derita mereka. Akankah mereka mendapatkan apa yang diinginkan? Lalu pertanyaan apa saja yang ingin mereka sampaikan pada parlemen? Temukan jawabannya, hanya di Delhi Safari :-)

Dialog yang kadang menggelitik juga kerap mewarnai film animasi yang telah memenangkan nasional award untuk 'Best Animation Film' tahun 2012 dan masuk nominasi Oscar ini. However, ada adegan singkat yang saya fikir perlu dipotong saja karena ber-unsur 'vulgar', yakni saat Alex yang piawai 'mem-video shoot' itu sedang merekam adegan majikannya yang sedang bermesraan dengan wanitanya. Tidak baik jika ada anak-anak yang ikut menonton, padahal secara keseluruhan konten film ini sangat bagus dan mendidik. Pesan moralnya sungguh terasa di ahir adegan, sampai-sampai saya merinding mendengarnya :-)

So, happy watching :-) 

No comments: