Apr 20, 2013

MEMOIR HIJAB SEGALA MUSIM


Oleh Mei Dianita

Perkenalan saya dengan hijab sebenarnya telah dimulai sejak kelas X SMA. Alkhamdulillah ahirnya saya berhijab meski saat itu masih tambal sana - sini. Namun lambat laun lantaran izinNya, hijab saya semakin benar dan syar’i, insyaAllah.
Maka izinkanlah saya berbagi kisah tentang pengalaman hijab saya di negeri 4 musim Amerika Serikat. Saya berada di sana untuk menempuh program pertukaran mahasiswa (Global UGRAD). Bagi saya sepuluh bulan adalah waktu yang pas untuk bisa menikmati aroma empat musim dan juga menikmati setiap skenario yang Allah tuliskan untuk saya.  

#Summer, musim panas penuh kejutan
Pertengahan 2010 seorang diri saya menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di sebuah kota kecil nan tenang bernama
Springfield. Saat itu pukul sepuluh malam saya sampai di sebuah apartemen mahasiswa Sunvilla Tower. Saya disambut oleh seorang front desk berwajah khas India. Saya kemudian ditempatkan dalam satu kamar dengan dua mahasiswa asing asal Vietnam dan Laos. Kami bertiga sama-sama baru tiba dari negara masing-masing untuk menempuh program ini. Selain kami bertiga, masih ada 7 orang lainnya; masing-masing dari Thailand, Turkmenistan, Haiti, Dominican Republic, Panama, Venezuela, dan Nicaragua.  Alkhamdulillah semuanya perempuan.
Sesampainya di depan kamar apartemen 606, saya disambut oleh Ngan Thi Thu Truong (Vietnam) dan Ngamneth Sivilay (Laos). Kami berkenalan, saling bercerita perjalanan masing-masing. Nampaknya mereka heran melihat saya berpakaian serba tertutup.
“Wanita muslim harus memakai penutup kepala dan baju panjang untuk menjaganya” Ucap saya, “menjaga dari paparan panas, dari hujan, dan dari tatapan orang yang ada penyakit hati”
“O…” mereka membulat serempak.
“Yang paling penting, hal ini adalah perintah Tuhan kami, yaitu Allah” sambung saya seraya tersenyum. Mungkin mereka belum paham sepenuhnya, rasa lelah yang membuat kami harus segera beristirahat untuk kegiatan esok pagi.
Pukul setengah delapan keesokan paginya kami semua telah berkumpul di lobi apartemen untuk bersama-sama menuju English Language Institute (ELI). Ternyata kami tak hanya bersepuluh, ada pula rombongan dari Colombia yang menempuh semester musim panas di ELI. Segera kami saling berkenalan, saling menebar sapa dan senyum.
Seseorang bernama Jose dan temannya Alejandro terlibat obrolan dengan saya di dalam shuttle (bis kampus). Nampaknya mereka heran dengan penampilan saya yang serba tertutup dari ujung kaki ke ujung rambut. Sampailah pada pertanyaan mereka.
“Hey Mei, inikan musim panas, kok kamu malah pake baju tertutup begitu? Terus ngapain pake penutup kepala segala? Gak panas?”
Saya agak terkejut menerima pertanyaan yang tidak terfikirkan sebelumnya. Namun pelan-pelan saya menjelaskan sambil memilah kata yang mudah dimengerti.
“ Justru kulit saya aman lo dari sengatan panas matahari- apalagi kepala saya, rasanya adem dengan pake penutup kepala ini” Saya tersenyum.
“Kalo musim gugur, atau dingin, gimana?” nampaknya mereka penasaran, hihihi.
“Tetep pake… kalian juga pake baju hangat yang tebal kan untuk melindungi dari udara dingin? Saya dan juga wanita muslim lainnya diharuskan memakai hijab kapanpun musimnya…”
“Hm, jujur ya, emang itu peraturan dari mana sih? Kami gak tahu tentang itu” Tanya mereka polos.
Ya Rabb, tertohok saya rasanya mendengar secara langsung pengakuan mereka. Ternyata masih ada yang tidak mengetahui apa itu hijab, bahkan agama Islam pun mereka hanya samar-samar pernah mendengar. Hanya pernah? Ya, itulah pengakuan mereka. Setelah saya perjelas, mereka pun sedikit ada pencerahan, dan obrolan dipotong dulu karena kami telah tiba ditempat tujuan.   
***

Lain kali seorang peserta study tour asal Taiwan, dr. Yuan berseloroh,
“Kamu ngapain sih mau-maunya pake baju panjang di musim panas begini. Kalau di Indonesia sih oke lah, tapi di sini? Gak akan ada orang yang tahu…”

Astaghfirullah aladhim. Kuatkan iman saya ya Allah.
“Iya, gak ada yang tahu memang, tapi Allah tahu. Gimana dong?” jawab saya yang kemudian membuatnya tak bisa berseloroh lagi. :)

#Fall, musim gugur yang indah,
Bagi saya, musim gugur adalah musim paling indah diantara yang lainnya. Udara yang selalu sejuk, berubahnya warna dedaunan dari hijau segar menjadi merah kekuningan, lalu berguguran satu per satu hingga gundul. Ah, sungguh kuasaNya begitu memikat jiwa setiap orang yang menyaksikannya. Berbagai perayaan pun paling banyak berada di musim ini, Yang paling utama terjadi adalah libur perayaan natal yakni sekitar tiga minggu. Karena kampus libur panjang, maka semua asrama mahasiswa ditutup. Bersyukur karena kemudian saya dititipkan pada sebuah hotel kecil bernama Holiday Inn Express oleh pembimbing program selama libur panjang tersebut. Sementara teman-teman yang lain berlibur dan traveling menikmati perayaan natal.
Rutinitas tinggal di hotel pun mulai membuat saya terbiasa (bayangkan 3 minggu tinggal di hotel). Pagi hari sarapan di dining hall , kembali ke kamar hotel, paling-paling kalau mau keluar beli keperluan pribadi di supermarket seberang hotel.
Pagi itu seperti biasa seorang wanita separuh baya mengetuk pintu kamar saya. Saya bukakan dan tersenyum, mempersilakan beliau mengerjakan tugasnya sebagai seorang cleaning service. Kemudian dia melihat saya dan berkata,
“Girl, apakah kamu kedinginan di musim gugur ini?” ucapnya sambil mengamati kostum serba tertutup saya.
Kembali saya menjelaskan tentang kewajiban tersebut; dan betapa terkejutnya saya saat ia berseloroh,
“Kalau saya bersuamikan seorang muslim dan disuruh memakai hijab, saya enggak mau!” katanya tegas, “membayangkannya saja sudah panas, urgh” tambahnya.
Saya hanya tersenyum. Klik.
Lain waktu, saat saya sedang berbelanja di supermarket, tiba-tiba ada seorang nenek yang mendekap saya dari belakang. Hampir saja saya berteriak, takut diapa-apakan. Untunglah nenek itu segera melepaskan dekapannya dan meminta ma’af. Nenek yang aneh, batin saya. Ternyata ia mendekap saya karena saya seorang muslim, ia tahu lewat hijab yang saya kenakan. Alasan kenapa ia mendekap ialah karena sumringah yang reflek, nenek itu bilang mempunyai banyak teman-teman muslim meski ia sendiri beragama nasrani, dan ia menyukai mereka semua. Nenek tersebut juga mengajak saya mampir ke rumahnya, tapi saat itu saya sedang buru-buru.

#Winter, musim dingin yang hangat
Ada fakta unik yang menurut saya seperti fatamorgana, seperti ada tapi tiada. Semua orang, baik perempuan maupun pria pastilah akan mengenakan pakaian yang tebal dan hangat saat musim dingin tiba. Saat hujan salju khususnya, semua orang akan memakai penutup kepala, dan disitulah ada fatamorgana. Saya melihat dari jarak pandang mata, bahwa banyak sekali hijabist  lalu lalang di depan mata, namun saat berpapasan, ternyata itu semua hanya penutup kepala mereka, hihihi.
Pada musim ini pula saya dan teman-teman satu program diundang untuk hadir di acara seminar oleh sponsorship di Washington, DC. Saat berada di bandara, rutinitas saya adalah diperiksa secara berbeda dan teliti layaknya seorang teroris. Tak heran, karena hijab ini. Saya toh harus menjalaninya juga. Mereka beralasan pakaian saya yang longgar mengharuskan saya diperiksa demikian. Huh, I cover my hair sir, not my brain.

#Spring, musim semi pembawa semangat
Seiring menghilangnya salju terahir, pucuk dedaunan mulai kuncup dan matahari mulai sering menyapa pagi diiringi nyanyian alam para burung. Selamat datang musim semi, selamat memberi warna-warni alam setelah seakan mati suri.
Biasanya banyak pertunjukan kampus pada musim ini, salah satunya international banquete. Kebetulan saya ikut meramaikan sesi fashion show dan berbusana kebaya Indonesia lengkap dengan jilbab. Di ahir acara, seorang Ibu berwajah latin menghampiri saya seraya berkata,
“You’re so gorgeous, very beautiful with your long-covered dress.”
Ibu itu membuat saya tersipu malu. Sebelum saya sempat membalas ucapannya, ia menyambung,
“Saya baru tahu tentang Indonesia dari penampilan kamu tadi, wah, saya tertarik sekali ingin ke sana”
Yes, saya senang sekali. Bukan karena Ibu itu telah memuji penampilan saya, tapi karena apa yang saya usahakan mulai membuahkan hasil, yakni memperkenalkan Indonesia sebagai bangsa berpenduduk muslim terbesar di dunia. Dan ahirnya, akan lebih banyak orang melihat islam tidak hanya milik orang Arab saja.

SELESAI

***ditulis untuk diikutkan pada lomba #MerdekaDenganHijab oleh Hijabographic.com

update, 8 Mei 2013
Alkhamdulillaah ya Rabb, karya ini mendapat terbaik ke-2. 
Hayuu atuh menulis lagi! :) 
  

No comments: